Metodologi Terstruktur

Metodologi Terstruktur merupakan pendekatan populer untuk Analisis dan Desain Sistem. Ada beberapa pendekatan untuk dapat dikatakan terstruktur. Semua membagi siklus hidup sistem (systems life cycle) menjadi beberapa tahapan, namun ada beberapa variasi bagaimana data dari satu tahap ke tahap berikutnya diperlakukan dan dianalisis - satu pendekatan menggunakan sekumpulan alat analisis dan yang lainnya menggunakan kombinasi yang berbeda. Setiap metode terstruktur harus melibatkan:


 (a) Dekomposisi fungsional
Dekomposisi fungsional dikenal juga dengan istilah Top Down Desain, memecah (break down) masalah yang kompleks dan besar menjadi unit-unit yang dikelola dengan disiplin tertentu. Daftar berikut adalah contoh dari teknik yang dapat membentuk bagian dari metode yang digunakan dalam suatu metodologi terstruktur.
- Structure charts
- Pseudocode
- Data flow diagrams
- Data dictionaries
- Normalisation
- Entity life histories

(b) Dokumentasi
Fitur utama lain dari pendekatan terstruktur adalah pengembangan dokumen yang baik dan konsisten. Hal ini penting karena jika tidak atau kurang didokumentasikan dapat menyebabkan keraguan dan interpretasi yang salah oleh programmer atau pengembang perangkat lunak lain.

Pendekataan Saat Ini
Tidak ada seperangkat kriteria yang disetujui untuk menilai metodologi pengembangan sistem tertentu. Namun beberapa persyaratan umum meliputi:

- meliputi siklus hidup keseluruhan
- menigkatkan komunikasi diantara pengguna yang terlibat dalam pengembangan sistem
- dukungan yang efektif untu teknik pemecahan masalah
- mendukung evolusi sistem lebih lanjut
- memiliki dukungan automated tools yang dapat meningkatkan produktifitas

Beberapa contoh praktis sekarang saat ini meliputi:

- Structured Systems Analysis and Design Methodology - S.S.A.D.M.
- Jackson's Structured Systems Analysis and Design Methodology
- Warnier - Orr