Mutu

Selalu saja ada Sisi Lain dari setiap kejadian dalam kehidupan ini, baik itu dari sisi objek, kejadian, keadaan, person demikian juga halnya dengan mutu... selalu saja ada sisi lain. Untuk meningkatkan "mutu" (dalam tanda kutip, mutu)... atau mungkin dari sisi lain bisa saja dilihat sebagai "citra", atau "image" yang harus dijaga (mungkin itulah sebabnya banyak orang yang suka "jaim") maka seremonial rutin yang harus ditempuh oleh para calon sarjana untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya dibuat lebih ter-"citra", lebih ter-"mutu" tidak hanya dilakukan dari pihak internal, tetapi juga dari pihak luar.Semua dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dicanangkan.
Ada dari pihak negeri dan ada dari pihak luar negeri (baca swasta, red) sehingga di harapkan semua calon sarjana akan diuji oleh penguji yang memang berkompeten untuk hal tersebut, baik dari sisi jenjang jabatan akademik maupun jenjang strata pendidikan. Secara pribadi saya kenal dengan penguji karena adanya keterkaitan "masa kuliah", keterkaitan "bidang ilmu", keterkaitan "pertemanan", keterkaitan antara "dosen-mahasiswa", dan keterkaitan lainnya yang membuat kami terasa sebagai teman lama atau setidaknya ada saja topik yang bisa dibicarakan.

Apapun alasannya, apapun kebijakan yang telah diambil untuk memilih penguji dari pihak luar tersebut, ditinjau dari lembaga yang menaungi mereka, secara de facto dan de jure memang memiliki mutu yang lebih baik hal ini dibuktikan dengan telah diakreditasinya lembaga tersebut. Apapun alasannya, ter-"akreditasi" lebih baik dari pada belum ter-"akreditasi" apalagi tidak ter-"akreditasi". Sudah jelas, "A" lebih baik dari "B" dan "B" lebih baik dari "C". Secara de facto dan de jure kampus atau tepatnya prodi, mengakui bahwa mutu lembaga yang diundang adalah lebih baik.

Jelas, dengan apa yang telah dilakukan, saya dapat merasakan peningkatan mutu itu secara langsung... mutu makanan dan snack semakin meningkat dan bervariasi, demikian juga halnya dengan minuman... walaupun masih "air putih" tetapi "kemasan" dan "label"-nya termasuk "top brand".. dan tidak lupa semakin bervariasinya minuman selingan... mau kopi, teh atau juice... ada, siap sedia !

Dari sisi peserta, "mutu" keseriusan-nya semakin meningkat dan terlihat keseriusan di wajah masing-masing, mereka ikhlas menanti untuk mendapatkan giliran, tidak perduli kapan, yang penting sudah terdaftar dan ada dalam daftar dan tetap menerima kapan dijadwalkan.Mungkin mereka "sadar" aturan (atau "tidak sadar" aturan? entahlah).

Dari sisi pengelola, "mutu" kesibukan juga semakin meningkat, terlihat betapa sibuknya hingga jadwal untuk menguji bisa dicetak sehari atau bahkan kurang dari sehari, benar-benar kesibukan yang ruar biasa, dan sudah terlatih dengan manajamen yang super sibuk seperti itu. Peserta, pembimbing dan penguji tidak usah report-report, ini jadwalnya, kalau ada perubahan, nanti diatur kembali. Tidak perlu yang namanya PDCA, yang penting hasilnya kelihatan, yang penting tujuan tercapai karena itu yang akan dilihat oleh orang.

Saya tidak tahu, apakah "mutu" penjualan koran lokal juga semakin meningkat karena sempat mendapat koran di kampus, tidak seperti biasanya, membaca koran harus bergantian, tetapi saat itu koran sudah ada di meja saya.

Alhamdulillah...segala sesuatu itu ada hikmahnya, selalu ada sisi yang lain.